Sudahkah Engkau mengenali Sahabat Sejatimu....




Kita pasti menginginkan persahabatan yang kita bina ini tidak hanya memberi manfaat di dunia saja, tapi juga memberikan kebaikan yang besar di akhirat kelak. Kita adalah manusia yang beriman pada hari akhir dan kehidupan yang abadi di akhirat nanti. Jadi, betapa indahnya jika kita bisa mengamalkan nasihat yang diberikan oleh Khalifah Ali bin Abi Thalib ini di dalam kehidupan keseharian dan persahabatan kita.

Pertama, berjalanlah menuju akhirat, tinggalkan dunia. Khalifah Ali bin Abi Thalib menasihatkan, “Sesungguhnya aku berjalan menuju akhirat yang ada di hadapanku, aku meninggalkan dunia yang ada di belakangku. Maka jadilah kalian anak-anak akhirat, bukan anak-anak dunia. Sesungguhnya hari ini (dunia) adalah amal tanpa hisab, sedangkan nanti (akhirat) adalah tanpa amal.”

Sesungguhnya di setiap pergantian waktu, usia kita berkurang. Kita mesti menyadari betul bahwa ada jatah waktu yang diberikan oleh Allah untuk kita gunakan selalu untuk menyiapkan bekal menuju akhirat. Dunia hanya persinggahan untuk menghimpun bekal. Dunia adalah ladang untuk menyemai amal yang akan dipanen buahnya nanti di akhirat.Tenggelam di tengah lautan nikmat dunia adalah kebinasaan, tapi alangkah indahnya bila bisa menyelami samudera nikmat itu untuk menemukan kemanfaatan. Sungguh indah. Itulah sebabnya, ketika kita membina hubungan persahabatan dengan sesama, hendaknya kita punya prinsip; kita bersahabat untuk tolong-menolong dalammempersiapkan bekal kita menuju akhirat.

Kedua, ikhlaslah dalam beramal. Khalifah Ali bin Abi Thalib pernah berkata, “Tidak perlu banyak bicara tentang kebaikan-kebaikanmu. Sebab orang yang mencintaimu tidak memerlukannya. Orang yang membencimu tidak mempercayainya.”

Ada orang yang beramal karena ingin dilihat oleh orang lain (riya’). Ada orang yang beramal karena ingin didengar oleh orang lain (sum’ah). Dan, yang terbaik adalah orang yang beramal semata karena ingin mendapatkan ridha Allah (ikhlas). Balasan yang didapat oleh dua golongan pertama hanya akan ia rasakan di dunia, itu pun belum tentu. Bagi golongan ketiga, mereka akan mendapatkan balasan yang besar di dunia, apalagi di akhirat.

Ketiga, “sahabatmu” belum tentu sahabatmu. Khalifah Ali bin Abi Thalib pernah ditanya, “Berapa orangkah sahabat sejatimu?” Jawab beliau, “Aku tidak tahu. Tungguhlah nanti ketika aku sedang kesulitan, lalu lihatlah berapa orang yang masih setia menemanimu...masih akan selalu ada meski kau sedang sangat terpuruk..???


Persahabatan bukan wadah untuk mendapatkan keuntungan semata. Tapi, simbiosis mutualisme. Kita harus menyumbangkan manfaat dari masing-masing pihak, lalu berbagi. Bukan untung sepihak, rugi di pihak lain. Itu akan terlihat manakala ada pihak yang sedang ditimpa kesulitan, bila ternyata selama ini orang yang bersahabat dengannya masa bodoh, acuh tak acuh, tidak peduli, itu bukanlah sahabat sejatinya.
Nah, sudahkah engkau mengenali siapa saja sahabat sejatimu?


Komentar

  1. Balasan
    1. wahhhhh kalo sudah berbicara istri atau suami pasti kita memilih orang yang tepat atau Allah sudah memilihkan odoh yang tepat untuk kita dan bersyukur ya memiliki pasangan yang bisa menyempurnakan... alhamdulillah..

      Hapus
  2. Adi Pradana SEmoga langeng sampe kakek nenek ya mas... :)

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Suka Duka Ku Menjadi Seorang Master Ceremonial ^_^*

Kisah Anakku ... anak Mahal... ^_^*

LOMBA QUOTE "I LOVE INDONESIA" Berhadiah Pulsa 50K....